Sejarah Kota Tua Jakarta: dan 6 Tempat Wisata Yang Terjangkau

Sejarah Kota Tua Jakarta, Yang menjadi Saksi Sejarah Jakarta

Sejarah Kota Tua Jakarta salah satu kawasan bersejarah yang menjadi saksi perjalanan panjang ibu kota Indonesia. Dahulu dikenal sebagai Batavia, kawasan ini merupakan pusat pemerintahan dan perdagangan kolonial Belanda di Nusantara. Seiring waktu, Kota Tua mengalami berbagai perubahan, namun hingga kini, jejak sejarahnya masih dapat dilihat melalui bangunan-bangunan peninggalan kolonial yang berdiri kokoh.

Awal Mula: Dari Sunda Kelapa ke Jayakarta

Sebelum kedatangan Belanda, kawasan Kota Tua merupakan pelabuhan strategis yang dikenal dengan nama Sunda Kelapa. Pada abad ke-16, pelabuhan ini menjadi pusat perdagangan yang ramai dikunjungi oleh pedagang dari China, Arab, India, dan Eropa.

Pada tahun 1527, Kesultanan Demak yang dipimpin oleh Fatahillah berhasil mengusir Portugis dan mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Kota ini menjadi bagian dari Kesultanan Banten dan berkembang sebagai pusat perdagangan pesisir.

Era Kolonial: Lahirnya Batavia

Kedatangan VOC dan Perebutan Jayakarta

Pada tahun 1619, Belanda yang dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen merebut Jayakarta dari Kesultanan Banten. Mereka menghancurkan kota lama dan membangun pemukiman baru yang diberi nama Batavia, yang menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) di Nusantara.

Kejayaan Batavia sebagai Kota Perdagangan

Batavia dirancang dengan gaya arsitektur Eropa klasik, lengkap dengan kanal-kanal yang mengelilingi kota. Pada abad ke-17 hingga ke-18, Batavia berkembang pesat menjadi pusat perdagangan Asia yang menghubungkan berbagai komoditas dari Nusantara dengan pasar internasional.

Namun, pembangunan kanal yang meniru sistem drainase di Belanda justru menyebabkan masalah kesehatan. Air yang tergenang menjadi sarang nyamuk malaria, menyebabkan banyak orang Eropa yang tinggal di Batavia meninggal karena penyakit.

Kota Lama yang Terabaikan

Pada abad ke-19, pusat pemerintahan Batavia dipindahkan ke kawasan Weltevreden (kini sekitar Lapangan Banteng dan Monas), meninggalkan kawasan Kota Tua yang perlahan mulai ditinggalkan. Seiring berjalannya waktu, Batavia berubah nama menjadi Jakarta pada masa pendudukan Jepang tahun 1942, dan akhirnya menjadi ibu kota Indonesia setelah kemerdekaan tahun 1945.

Pada era modern, banyak bangunan bersejarah di Kota Tua yang mengalami kerusakan akibat kurangnya perawatan. Namun, sejak awal 2000-an, pemerintah mulai melakukan berbagai upaya revitalisasi untuk mengembalikan kejayaan Kota Tua sebagai destinasi wisata sejarah kota tua jakarta.

Masa Kejayaan Batavia

Pada abad ke-17 hingga ke-18, Batavia berkembang menjadi pusat perdagangan internasional. Belanda membangun infrastruktur modern seperti kanal, benteng, dan gedung-gedung administrasi dengan arsitektur khas Eropa.

Kota Lama yang Terlupakan

Setelah Indonesia merdeka, pusat pemerintahan dan bisnis berpindah ke bagian lain Jakarta, sehingga kawasan Kota Tua mulai terbengkalai. Namun, sejak awal 2000-an, berbagai upaya revitalisasi dilakukan untuk menghidupkan kembali nilai historis kawasan ini sebagai tujuan wisata sejarah kota tua jakarta.

Kota Tua Jakarta Sekarang

Saat ini, Kota Tua Jakarta menjadi kawasan wisata yang menarik dengan berbagai bangunan bersejarah yang masih berdiri, seperti Museum Fatahillah, Museum Bank Indonesia, Jembatan Kota Intan, dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Berbagai kegiatan wisata seperti bersepeda onthel, tur sejarah, hingga menikmati kuliner khas Betawi dapat dinikmati di kawasan ini.

Lokasi, Jam Operasional, dan Harga Tiket

  • Lokasi: Kecamatan Taman Sari dan Penjaringan, Jakarta Barat
  • Jam Operasional: 07.00 – 22.00 WIB
  • Harga Tiket Masuk:
    • Kawasan Kota Tua: Gratis
    • Tiket masuk museum: Rp5.000 – Rp15.000

Tempat Wisata Sejarah Kota Tua Jakarta Terpopuler dan Terjangkau

1. Museum Fatahillah (Museum Sejarah kota tua Jakarta)

sejarah kota tua jakarta

📍 Lokasi: Jalan Taman Fatahillah No.1, Kota Tua
🎫 Harga Tiket: Rp5.000 (dewasa), Rp3.000 (mahasiswa), Rp2.000 (anak-anak)
Jam Buka: Selasa – Minggu, 08.00 – 17.00 WIB

Museum ini dulunya adalah Balai Kota Batavia dan kini menyimpan berbagai koleksi bersejarah, seperti peta kuno, benda arkeologi, dan peninggalan kolonial. Di halaman belakang, terdapat penjara bawah tanah yang dahulu digunakan untuk menahan para tahanan pribumi.

2. Museum Bank Indonesia

📍 Lokasi: Jalan Pintu Besar Utara No.3, Kota Tua
🎫 Harga Tiket: Gratis
Jam Buka: Selasa – Minggu, 08.00 – 15.30 WIB

Museum ini menampilkan sejarah sistem keuangan Indonesia, termasuk koleksi uang kuno dari berbagai zaman. Bangunan bergaya klasik Eropa ini juga menjadi spot favorit untuk berfoto.

3. Museum Wayang

📍 Lokasi: Jalan Pintu Besar Utara No.27, Kota Tua
🎫 Harga Tiket: Rp5.000 (dewasa), Rp3.000 (mahasiswa), Rp2.000 (anak-anak)
Jam Buka: Selasa – Minggu, 09.00 – 15.00 WIB

Museum ini menyimpan berbagai koleksi wayang dari seluruh Indonesia, bahkan dari luar negeri seperti Thailand dan India. Setiap hari Minggu, pengunjung bisa menyaksikan pertunjukan wayang secara gratis.

4. Café Batavia

📍 Lokasi: Jalan Pintu Besar Utara No.14, Kota Tua
🎫 Harga: Menu mulai dari Rp50.000
Jam Buka: Setiap hari, 07.00 – 00.00 WIB

Bangunan bergaya kolonial ini menjadi tempat nongkrong favorit dengan suasana klasik. Interiornya masih mempertahankan desain Eropa abad ke-19, menjadikannya tempat yang sempurna untuk menikmati kopi sambil merasakan atmosfer tempo dulu.

5. Jembatan Kota Intan

📍 Lokasi: Dekat Pelabuhan Sunda Kelapa
🎫 Harga Tiket: Gratis
Jam Buka: 24 jam

Jembatan tertua di Jakarta ini dibangun pada tahun 1628 dan menjadi saksi sejarah kolonial Belanda. Di malam hari, suasana jembatan semakin indah dengan lampu-lampu yang menerangi kanal.

6. Pelabuhan Sunda Kelapa

📍 Lokasi: Jalan Maritim No.8, Jakarta Utara
🎫 Harga Tiket: Gratis
Jam Buka: 24 jam

Pelabuhan ini masih aktif digunakan oleh kapal-kapal Pinisi yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Pemandangan kapal-kapal kayu besar yang berjejer menjadi daya tarik utama bagi wisatawan dan fotografer.

Aktivitas Seru di Kota Tua dengan Budget Minim

Bersepeda Onthel: Sewa sepeda klasik di sekitar Taman Fatahillah dengan harga sekitar Rp20.000 – Rp30.000 per jam.

Wisata Kuliner: Cicipi kerak telor, es selendang mayang, dan gado-gado dengan harga mulai Rp10.000.

Tur Malam Kota Tua: Nikmati suasana Kota Tua di malam hari dengan pemandangan lampu-lampu kota yang menawan.

Berburu Foto Instagramable: Bangunan kolonial dan mural-mural artistik membuat setiap sudut Kota Tua menarik untuk dijadikan latar foto.

Baca Juga Wisata Sejarah di Indonesia

4. Kesimpulan

sejarah Kota Tua Jakarta destinasi wisata yang terjangkau, bersejarah, dan penuh daya tarik. Dengan banyaknya tempat wisata gratis atau berbiaya rendah, siapa pun bisa menikmati suasana klasik Batavia tanpa perlu mengeluarkan banyak uang.

Jadi, kapan kamu berkunjung ke tempat sejarah Kota Tua Jakarta? 🚲✨

One comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Halo ada yang bisa saya bantu?